Rabu, 22 Desember 2010

ANALISIS LINGKUNGAN PEMASARAN


     Struktur dari system pemasaran terbentuk oleh dua komponen subsistem lingkungan utama. Yaitu subsistem lingkungan internal dan subsistem lingkungan eksternal.

Struktur system lingkungan pemasaran :
  1. lingkungan luar makkro :
    1. kondisi perekonomian
    2. hokum dan politik pemerintahan
    3. kependudukan dan ekologi
    4. teknologi
    5. perindustrian
  2. lingkungan luar mikro :
    1. pemasok
    2. perantara
    3. industri-pesaing-perusahaan
    4. perantara
    5. pasar
  3. lingkungan internal :
aspek pemasaran          : produk,harga,promosi,distribusi
aspek non pemasaran   : keuangan,personalia,produksi

Lingkungan internal

Lingkungan internal adalah kegiatan-kegiatan internal perusahaan yang dapat dikendalikan. Untuk mencapai tujuan dan menjalankan strategi pemasaran,pemasaran mampu melakukan pengendalian atau pengaturan atas operasi kegiatan-kegiatan.
Perusahaan ini dapat melakukan alokasi sumberdaya secara produktif melalui koordinasi factor manusia dan alat-alat manajemen.
Oleh karena itu analisis lingkungan internal merupakan factor penentu untuk menyusun strategi pemasaran.
Bisnis yang mempunyai konsep produk (product driven) misalnya mengutamakan kegiatan produksinya lebih dominant daripada kegiatan-kegiatannya yang lain.
Lingkungan internal bersifat universal meliputi keseluruhan fungsi-fungsinya yang dilakukan  oleh setiap bisnis , akan tetapi tidak setiap bisnis menjalankan semua kegiatan-kegiatan fungsi tersebut.

Pemahaman lingkungan internal ( fungsi pemasaran dan fungsi non pemasaran ) pada umumnya perlu di tekankan pada aspek :
  1. sumberdaya ( resources) organisasi
aspek sumberdaya organisasi meliputi kekayaan , kemampuan , dan posisi pasar .
  1. manusia ( human )
aspek manusia.sumberdaya manusia merupakan kekuatan perusahaan , tetapi sebaliknya dapat juga sekaligus sebagai ancaman perusahaan apabila tidak di kendalikan dengan baik .
  1. manajerial dan teknologi
aspek alat-alat manajemen dan teknologi,yang meliputio system informasi , organisasi dan teknik-teknik operasional.

Lingkungan internal pemasaran  
Pada umumnya aspek pemasaran meliputi kegiatan-kegiatannya :
  1. perancanaan barang
  2. penetapan harga
  3. program promosi
  4. saluran distribusi

Lingkungan internal nonpemasaran
Aspek nonpemasaran adalah kegiatan-kegiatan fungsional atau operasional perusahaan :
  1. pruduksi
  2. personalia
  3. keuangan
  4. penelitian dan pengembangan
  5. administrasi

Lingkungan Eksternal

lingkungan eksternal adalah pengaruh-pengaruh tidak langsung yang berada di luar  kekuasaan atau pemasar. Pengaruh-pengaruh akan memaksa pemasar untuk menyesuaikan arahdan strateginya agar tetap survive di lingkungannya .

Lingkungan eksternal macro
lingkungan luar macro meliputi aspek :
  1. kondisi perekonomian
  2. hokum
  3. kependudukan
  4. teknologi
  5. social
lingkungan eksternal mikro
  1. pemasok
  2. pesaing
  3. perantara
  4. pasar

Syarat - Syarat Segmentasi yang Efektif

1.measurable-ukuran, daya beli
2.Wajib pajak-mencapai dan layanan
3.Substansial-menguntungkan dan homogen
4.Terdiferensialkan
5.Ditindaklanjuti


        Segmen pasar harus menunjukkan empat karakteristik:
 

Terukurnya:  Tingkat dimana ukuran dan daya beli segmen dapat diukur.

Kekukuhan:  Sejauh mana segmen yang besar dan / atau cukup menguntungkan. Sebuah segmen harus

                      menjadi kelompok homogen terbesar yang mungkin layak akan setelah disesuaikan dengan
                      program pemasaran.

Actionability: sejauh mana program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen.

                       Untuk menjadi maksimal berguna, segmen pasar harus menunjukkan lima karakteristik:

Terukur dan diperoleh: Ukuran, profil dan karakteristik lain yang terkait dari segmen harus dapat diukur dan

                                      diperoleh dalam hal data. Jika informasi tidak mungkin diperoleh, tidak ada
                                      segmentasi dapat dilakukan.

Substansial: segmen harus cukup besar akan menguntungkan. Untuk pasar konsumen, segmen kecil mungkin

                    proporsional meningkatkan produk biaya dan karenanya harga terlalu tinggi.

Diakses: segmen harus dapat diakses melalui jaringan yang ada orang-orang dengan harga terjangkau.


Terdiferensialkan: Segmen harus berbeda dari satu sama lain dan mungkin memerlukan 4P yang 

                               berbeda dan program.

Ditindaklanjuti: Segmen perusahaan ingin mengejar harus ditindaklanjuti dalam arti bahwa harus ada

                           keuangan yang memadai, personil, dan kemampuan untuk membawa mereka semua.

Segmentasi Pasar

       Segmentasi adalah upaya kita membagi – bagi pasar berdasarkan berbagai kriteria sehingga segmen tersebut memiliki kesamaan karakteristik. Kriteria segmentasi yang sudah kita kenal adalah: berdasarkan geografis (lokasi), demografis (usia, jenis kelamin,pendapatan, pendidikan, pekerjaan), psikografis (personality, life style, value, attitude) , behavioral (benefit, product usage, brand loyalty, kesiapan membeli, profitability) dan sebagainya. Untuk mengidentifikasai preferensi segmen ada tiga pola segmentasi pasar yang dapat digunakan (Kotler,2003). Pola tersebut adalah:
• Homogeneus preference (preferensi homogen)
   Homogeneus preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang
   sama terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
• Diffused preference (preferensi yang menyebar)
   Diffused preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang
   beragam terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan
• Clustered preference (preferensi yang mengelompok)
   Clustered preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang
   berkelompok-kelompok. Dimana konsumen yang berada dalam satu kelompok memiliki kesamaan
   preferensi.
Prosedur Dan Proses Segmentasi Pasar
Ada tiga tahap yang harus dilakukan dalam segmentasi pasar (Kotler,2003) yaitu:
1. Survey Stage
       Survey Stage merupakan tahap melakukan eksplorasi baik melalui focus group discussion atau dengan wawancara terhadap beberapa kelompok konsumen untuk memperoleh keterangan mengenai motivasi, sikap dan perilaku mahasiswa Program Magister Manajemen (MM) . Dengan adanya gambaran awal tentang preferensi konsumen peneliti dapat menggali lebih lanjut dengan menggunakan kuesioner.
2. Analysis Stage
       Analysis Stage merupakan tahap analisis terhadap informasi yang telah diperoleh melalui survey. Analisis dapat dilakukan dengan menerapkan analisis faktor untuk menelaah variabel-variabel mana yang berkolerasi tinggi kemudian menerapkan analisis cluster untuk menciptakan atau mengetahui kelompok-kelompok pasar yang secara signifikan memiliki perbedaan karakteristik.
3. Profiling Stage
       Profiling Stage merupakan tahap untuk mengidentifikasi frofil masing-masing cluster yang terbentuk. Dengan ini akan teridentifikasi perbedaan masing-masing cluster berdasarkan sikap dan perilaku, demografi, psikografi, manfaat atau value yang diharapkan dari sebuah program MM, kemudian masing-masing cluster diberi nama berdasarkan karakteristik yang menonjol (Fanggidae, 2006).
Dasar Segmentasi
       Dalam menetapkan dasar segmentasi Kotler (2003) ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu pertama consumen characteristic (karakteristik konsumen) yang merupakan variabel utama dalam segmentasi yang terdiri dari :
• Segmentasi Geografi
Pada segmentasi georafi pengelompokan dilakukan berdasarkan faktor geografinya, seperti berdasarkan daerah asal atau tempat tinggal mahasiswa dimana dapat dikelompokkan menjadi kelompok mahasiswa yang berasal dari dalam kota Padang, luar kota Padang dalam propinsi Sumatera Barat dan luar kota Padang luar Propinsi Sumatera Barat.
• Demografi Segmentasi
Pada segementasi demografi pengelompokan dilakukan berdasarkan variabel usia, jenis kelamin dan pekerjaan mahasiswa program MM.
• Psychographic segmentation
Pada Psychographic segemtation pengelompokan didasarkan pada karakteristik setiap konsumen, seperti motivasi, kepribadian, persepsi, interest, minat dan sikap.
Kedua yaitu, consumer responses (respon konsumen) yang terdiri dari Benefit segmentation (segmentasi manfaat) yaitu pengelompokan yang di dasarkan kepada manfaat yang diharapkan konsumen dari suatu produk atau jasa, use occasion (saat pemakaian) dan Brand atau merek. Dengan ini konsumen akan dikelompokkan berdasarkan respon mereka terhadap produk atau jasa, seperti ada konsumen yang mementingkan kualitas dan ada konsumen yang mementingkan harga yang murah.
Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003) mengelompokkan pendekatan dalam melakukan segmentasi pasar menjadi tiga, yaitu :
• Static Atribut Segmentation
Static Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan atribut-atribut statis yang serupa, yang tidak selalu mencerminkan perilaku pembelian atau penggunaan dan tidak secara langsung mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli. Jenis atribut ini mencakup variabel geografi dan demografi.
• Dynamic Atribut Segmentation
Dynamic Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan atribut dinamis yang serupa, atau atribut-atribut yang mencerminkan karakteristik konsumen. Atribut ini mencakup variabel psikografis dan behavioral.
• Individual Segmentation
Individual Segmentation mengelompokkan pasar atas unit terkecil atau individu.
Jadi, pihak manajer harus benar-benar menganalisa dengan teliti agar tidak terjadi salah langkah yang dapat merugikan perusahaan dalam penetapan segmentasi..

TARGETING
       Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003) menyatakan ada tiga kriteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat mengevaluasi dan menentukan segmen mana yang akan dijadikan target. Pertama, perusahaan harus memastikan bahwa segmen pasar yang dibidik itu cukup besar dan akan cukup menguntungkan bagi perusahaan. Perusahaan dapat saja memilih segmen yang kecil pada saat sekarang namun segmen itu mempunyai prospek menguntungkan dimasa datang. Sehubungan dengan hal ini perusahaan harus menelaah kompetisi yang ada di sektor tersebut dan potensinya untuk tumbuh karena akan berkaitan juga dengan ukuran dan pertumbuhan target segmen perusahaan.
Kedua adalah bahwa strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk menguasai segmen pasar yang dipilih sehingga memberikan value bagi konsumen. Untuk menghasilkan value yang unggul tidak cukup hanya memiliki sumber daya yang memadai tetapi harus didukung dengan kapabilitas, kompetensi inti, dan keunggulan kompetitif untuk melaksanakan diferensiasi yang ditujukan untuk memenangkan kompetisi tersebut. Perusahaan juga harus menganalisis dari dekat apakah segmen pasar yang dipilih telah sejalan dan mendukung tujuan jangka panjang perusahaan.
Ketiga adalah bahwa segmen pasar yang dibidik harus didasarkan pada situasi persaingannya. Perusahaan harus mempertimbangkan situasi persaingan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik targeting perusahaan. Beberapa faktor yang dipertimbangkan disini antara lain intensitas persaingan segmen, potensi masuknya pemain baru, hambatan masuk industri, keberadaan produk-produk pengganti, kehadiran produk-produk komplementer serta pertumbuhan kekuatan tawar menawar pembeli maupun pemasok.
Dengan menggunakan beberapa kriteria diatas perusahaan dapat menemukan kesesuaian perusahaan dengan segmen pasar yang tepat.
Menentukan Target Market
Dalam menetapkan target market perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola, dapat dijelaskan sebagai Berikut :
1. Single Segment Concentration.
      Adalah perusahaan dapat memilih satu segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen mempunyai potensi resiko yang cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk memilih lebih dari satu segmen.
2. Selective Specialization.
      Adalah perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi masing – masing segmen menjanjikan uang. Strategi ini lebih dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian, walaupun salah satu segmennya tidak produktif, tetapi perusahaan tetap memperoleh pendapatan dari segmen yang lain.
3. Product Specialization.
     Perusahaan berkonsentrasi membuat produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini, perusahaan membangun reputasi yang kuat di produk yang spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan melakukan perubahan teknologi.
4. Market Specialization.
     Adalah perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk baru yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan kerugian akan timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya.
5. Full Market Coverage.
      Adalah perusahaan berusaha melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan besar yang bisa melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen, pemasar dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan daripada tidak melakukan diferensiasi, namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya perusahaan. Secara umum, hal ini tetap akan bermanfaat khususnya apabila dikaitkan dengan strategy profitability, namun demikian perusahaan sebaiknya berhati – hati agar tidak terjadi over segmenting. Biaya yang diperkirakan adalah Product modification cost, manufacturing cost, administrative cost, inventory cost, dan promotion cost.
Selain itu ada pertimbangan tambahan yang perlu diperhatikan perusahaan dalam mengevaluasi dan memilih segmen yaitu (Kotler, 2003):
• Pilihan etika atas pasar sasaran. Dalam menetapkan target market perusahaan hendaknya tidak menimbulkan pertentangan, seperti mngambil keuntungan dari kelompok yang rapuh seperti anak-anak atau mempromosikan produk yang berbahaya. Karena dalam pasar sasaran masalahnya bukanlah siapa yang dipilih sebagai target tapi bagaimana dan untuk apa. Pasar yang memiliki tanggungjawab sosial mengharuskan segmentasi dan target pasar yang melayani tidak hanya untuk kepentingan industri saja tetapi juga kepentingan mereka yang dijadikan sasaran.
• Interelasi dan segmen super. Segmen super adalah sekumpulan segmen yang memiliki kesamaan yang dapat dieksploitasi, sehingga perusahaan akan bijaksana jika memilih segmen super daripada segmen di dalam segmen super karena perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif terhadap industri-industri yang telah berada dalam segmen super.
• Rencana serangan segmen per segmen. Pesaing tidak boleh tahu segmen mana yang dituju oleh perusahaan. Jika diketahui maka perusahaan harus mencari jalan keluar untuk menerobos yakni dengan cara menyerang pasar tertutup dengan pendekatan mega marketing artinya koordinasi strategis keahlian ekonomi, psikologis, politik dan hubungan masyarakat untuk memasuki atau beroperasi dalam pasar tertentu.
• Kerjasama antar segmen. Cara terbaik untuk mengelola segmen adalah kerjasama antara SDM di dalam perusahaan untuk membangun bisnis segmen perusahaan.

POSITIONING
Menurut saya, Positioning ini bukan lah penempatan dalam bahasa inggrisnya (Position=posisi). Namun, Positioning yang dimaksud adalah bagaimana cara kita menanamkan kepada kustomer mengenai produk kita. kita dapat melakukannya melalui Branding (merk), alasan mengapa memilih produk kita, manfaat yang disajikan, dan alasan-alasan lain yg mendukung para kustomer untuk memilih produk perusahaan kita bukan produk pesaing.
Cara Menentukan Positioning
Dalam menentukan positionig ada empat tahap yaitu: identifikasi target, menentukan frame of reference pelanggan (siapa diri), merumuskan point of differentiation — Mengapa konsumen memilih perusahaan, menetapkan keunggulan kompetitif produk — bisa dinikmati sebagai sesuatu yang beda (Kotler, 2003)
Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu, 2003 menyatakan ada empat kriteria yang dapat dilakukan perusahaan untuk menentukan positioning. Pertama adalah kajian terhadap konsumen . Disini positioning harus mendeskripsikan value bagi konsumen karena positioning mendeskripsikan value yang unggul. Selain itu positiong merupakan penentu penting bagi konsumen pada saat memutuskan untuk membeli.
Kriteria kedua didasarkan atas kajian pada kapabilitas perusahaan . Disini positioning harus mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan. Seperti lokasi yang strategis.
Kriteria ketiga didasarkan atas kajian pada pesaing . Disini positioning harus bersifat unik, sehingga dengan mudah dapat mendiferensiasikan diri dari para pesaing.
Kriteria keempat didasarkan atas kajian terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis . Dikatakan bahwa positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan lingkungan bisnis. Positioning pada hakikatnya adalah menanamkan sebuah persepsi, identitas dan kepribadian di dalam benak konsumen. Untuk itu agar positioning kuat maka perusahaan harus selalu konsisten dan tidak berubah. Karena persepsi, identitas dan kepribadian yang terus menerus berubah akan menimbulkan kebingungan di benak konsumen dan pemahaman mereka akan tawaran perusahaan akan kehilangan fokus.
Dalam menetapkan penentuan positioning perusahaan dapat memperhatikan faktor-faktor di bawah ini sebagai basis atau landasan penentuan positioning:
• Proposisi nilai dan manfaat yang dapat diberikan perusahaan
• Capaian yang telah dihasilkan perusahaan
• Segmen pasar dan pelanggan yang ditargetkan
• Atribut yang jadi keunggulan produk dan merk perusahaan
• Bisnis baru yang dimasuki
• Originalitas dan posisi sebagai perusahaan atau merk baru di pasar
Dalam mengkomunikasikan positionig sebuah produk perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor di bawah ini:
• Be creative
Be craetif maksudnya adalah bahwa perusahaan harus kreatif untuk mencuri perhatian konsumen atau target market.
• Simplicity
Simplicity maksudnya adalah komunikasi yang disampaikan harus sesederhana dan sejelas mungkin
• Consistent yet flexible
Consistent yet flexible maksudnya adalah perusahaan harus konsisten dan melihat kondisi.
• Own, dominate, protect
Own, dominate, protect maksudnya adalah dalam komunikasi perusahaan harus memiliki satu atau beberapa kata ampuh di benak pelanggan
• User their language
User their language maksudnya adalah dalam mengkomunikasikan positioning perusahaan harus menggunakan bahasa pelanggan.

Jumat, 03 Desember 2010

"Alam Dan Racun"

Matahari terbit menyinari dunia
Burung-burungbernyanyi riang
Daun-daun hijau menetesi embun
Udara sejuk dan segar masuk dalam kehidupan
Alam dihiasi dengan hijau
Alam disambut dengan kegembiraan
Makhluk hidup bahagia saat pagi datang

Tapi..
Asap-asap telah menyelimuti udara yg sejuk
Pepohonan perlahan menghilng satu demi satu
Tidak ada lagi nyanyian burung-burung
Tidak ada lagi tetesan embun dari hijaunya dedaunan

Apa yang terjadi pada alamku...??
Dimana udara yg sejuk itu pergi...??
Dimana embun pagi akan menetes kembali...??
Dimana ku dapat melihat dan merasakan keindahan alamku...??

Bumiku menangis
Alamku menghilang bag ditelan kegelapan
Udara sejuk kini menjadi racun kehidupan
Asap dan gedung-gedung menghancurkan kehidupan

Putra Kurniawan

Minggu, 07 November 2010

Riset Pemasaran


A.    Pengertian:
            Riset pemasara atau penelitian pemasaran adalah rancangan yang sistematis, pengumpulan, analisis, dan pelaporan data dan temuan-temuan lain yang relevan terhadapa situasi pemasaran yang dihadapi perusahaan.
            Riset pemasaran merupakan alat manajemen yang sangat membantu untuk mendukung suatu pengambilan keputusan dalam bidang manajemen pemasaran. David A. Aaker memberikan pendapat:
“Riset pemasaran menghubungkan antara organisasi dengan lingkungannya, yang melibatkan spesifikasi, pengumpulan, menganalisis, dan pengertian informasi untuk membantu manajemen memahami lingkungannya, mengenali masalah-masalah dan peluang-peluang, serta pengembangan dan penilaian pelaksanaan kegiatan pemasaran.”
Harper W. Boyd, Jr dan kawan-kawan memberikan pengertian Riset Pemasaran sebagai:
“Tujuan utama dari Riset Pemasaran adalah memperoleh informasi yang mendukung identifikasi peluang dan situasi masalah dan membantu manajer-manajer menentukan kemungkinan keputusan terbaik pada situasi tertentu.”
Thomas C. Kinnear dan James R. Taylor menyatakan pendapatnya dalam Riset Pemasaran
“Pendekatan sistematis dan objektif untuk pengembangan dan pengumpulan informasi bagi proses pengambilan keputusan manajemen pemasaran.”
Dari pengertian-pengertian Riset pemasaran tersebut diatas, dapatlah ditarik beberapa unsur pendukungnya, yaitu:
Penelitian yang:      Sistematis
                               Objektif
                               Informatif
                               Keputusan Manajemen
            Pengertian yang sistematis merupakan suatu sistem perencanaan pengorganisasian dari proyek penelitian yang baik. Aspek strategi dan taktik dari rancangan penelitian perlu dijabarkan sebelumnya, sifat data yang harus dikumpulkan dan metode analisis yang akan dilakukan perlu diantisipasikan terlebih dahulu. Istilah objektif mempunyai pengertian bahwa Riset pemasaran perlu diusahakan agar tidak “bias” dan tidak emosional penyajian tanggung jawabnya. Riset pemasaran hendaknya merupakan penerapan metode ilmiah dibidang pemasaran. Informasi pemasaran tergantung pada manajer pemasaran dan situasi pengambilan keputusannya.

B.     Peran Penelitian Pemasaran:
Peran utama penelitian pemasaran adalah: mengurangi kondisi ketidakpastian dalam usaha bisnis sehingga mampu mengurangi kemungkinan kesalahan dalam pengambilan keputusan pemasaran. Penelitian pemasaran adalah fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan dan masyarakat kepada perusahaan melalui informasi-informasiyang digunakan untuk identifikasi dan merumuskan peluang-peluang dan masalah-masalah pemasaran; merumuskan, meningkatkan, dan menilai pelaksanaan pemasran; memonitor untuk kerja pemasaran; dan megembangkan pemahaman pemasaran sebagai suatu proses.

C.    Kriteria Penelitian:
Penelitian yang berhasil haruslah memenuhi persyaratan:
a.       Relevan
b.      Tepat waktu
c.       Efisien
d.      Akurat
Proses penelitian meliputi beberapa langkah:
1.      Analisis Situasi dan Sistem Informasi
Merupakan kegiatan yang mengawali proses penelitian. Dari analisis situasi akan dapat dikembangkan alternatif-alternatif peluang kebutuhan penelitian. Kegiatan analisis memerlukan informasi yang akan dipasok oleh sistem informasi perusahaan.
2.      Maksud Penelitian dan Identifikasi Masalah
Maksud diadakannya penelitian perlu dispakati antara team peneliti dengan manajer. Menyangkut tentang alternatif-alternatif yang akan diteliti, masalah penelitian, dan siapa yang akan berkepentingan terhadap hasilnya. Identifikasi masalah dikembangkan dari analisis situasi, kesenjangan antara lingkungan internal dan eksternal merupakan alternatif masalah yang potensial untuk diteliti.
3.      Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan suatu pernyataan tentang informasi-informasi yang hendak diinginkan dan diperoleh dalam suatu penelitian yang ditentukan terlebih dahulu. Dikembangkan melalui suatu rumusan hipotesa dengan pembatasan-pembatasan atas pengertian-pengertian yang dipergunakan dalam penelitian.
4.      Estimasi Nilai Informasi Penelitian
Perkiraan informasi yang akan diperoleh dari penelitian perlu dibandingkan dengan biaya-biaya penelitian yang akan dikeluarkan. Apabila tidak layak, maka rancangan penelitian perlu dilakukan perbaikan, ditunda atau bahkan akan dibatalkan.
5.      Rancangan Penelitian

Senin, 01 November 2010

BENTUK-BENTUK PEMBUATAN KEPUTUSAN


Pembuatan keputusan merupakan bagian terpenting dari manjer , yang di hubungkan dengan pelaksanaan perencanaan,dalam hal memutuskan tujuan yang akan dicapai,sumberdaya yang akan dipakai,siapa yang akan melaksanakan,siapa yang bertanggung jawab atas pekerjaan yang diserahkannya dan lain sebagainya.
Pembuatan keputusan yaitu proses serangkaian kegiatan yang akan di lakukan dalam penyelesaian suatu masalah. Pembuatan keputusan ini dilakukan oleh setiap jabatan dalam organisasi. Manajer akan membuat keputusan yang berbeda dalam situasi dan kondisi yang berbeda pula.
Bentuk keputusan ini bias berupa keputusan yang deprogram (programmed decisions)atau tidak,bias juga dibedakan antara keputusan yang dibuat dibawah kondisi kepastian,resiko,dan tidak kepastian.
Keputusan terprogram yaitu keputusan yang di buat menurut kebiasaan,aturan atau prosedur yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang. Contoh : penetapan gaji Pegawai,prosedur penerimaan pegawai baru,prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan sebagainya.
Keputusan tidak terprogram yaitu keputusan yang dibuat karna terjadinya masalah-masalah khusus atau tidak biasanya. Contoh : pengalokasian sumber daya organisasi,penjualan yang merosot tajam,pemakaian teknologi yang termodern dan lain sebagainya.
Keputusan dengan kepastian,resiko dan tidak kepastian , ini tergantung dari beberapa aspek yang tidak dapat di perkirakan dan kepastian sebelumnya. Oleh karena ini terbagi dalam 3 jenis situasi :
1.      Kepastian (certainty ) yaitu , dengan keadaan yang akan terjadi diwaktu mendatang,karna tersedianya informasi yang akurat dan responibiliti.
2.      Resiko (risk ) yaitu , dengan kesempatan atau probalitas setiap kemungkinan yang akan terjadi serta hasil nya,tetapi informasinya yang lengkap tidak dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
3.      Ketidak pastian (uncertainty ), diman manajer tidak mengetahui probalitas yang dimiliki serta tidak diketahuinya situasi yang akan terjadi diwaktu mendatang,karna tidak mempunyai informasi yang di butuhkan.
PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN
1.      Pemahaman dan perumusan
Manajer harus dapat menemukan masalah apa yang sebenarnya,dan menentukan bagian-bagian mana yang harus dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
2.      Pengumpulan dan analisis data yang relevan
Setelah masalahnya ditemukan,lalu di tentukan dan dibuatkan rumusannya untuk membuat keputusan yang tepat.
3.      Pengembangan alternative
Pengembangan dalam alternative memungkinkan menolak kecendrungan membuat keputusan yang cepat agar tercapai keputusan yang efektif.
4.      Pengevaluasian terhadap alternative yang digunakan
Menilai efektifitas dari alternative yang dipakai , yang di ukur dengan menghubungkan tujuan dan sumber daya organisasi dengan alternative yang realistic serta menilai seberapa baik alternative yang diambil dapat membantu pemecahan masalah
5.      Pemilihan alternative terbaik
Didasarkan informasi yang diberikan kepada manajer dan ketidak sempurnaan kebijaksanaan yang diambil oleh manajer.
6.      Implementasi keputusan
Manajer harus menetapkan anggaran,mengadakan dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan,serta menugaskan  wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan tugas dengan memperhatikan resiko dan ketidak pastian terhadap keputusan yang diambil.
7.      Evaluasi atas hasil keputusan
Implementasi yang telah diambil harus selalu dimonitor terus menerus,apakah berjalan lancar dan memberikan hasil yang diharapkan.
KETERLIBATAN BAWAHAN DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
Keterlibatan bawahan dalam pembuatan keputusan dapat bersifat resmi misalnya dengan pembuatan kelompok,bias juga bersifat tidak resmi misalnya dengan meminta gagasan dan saran-saran. Pembuatan keputusan yang didasarkan pada sifat formal lebih efektif karna banyak masukan-masukan pengetahuan yang lainnya .
METODE KUANTITATIF DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
Operasi organisasi semakin komplek dan mahal , sehingga semakin sulit dan penting manajer dalam membuat rencana dan keputusan. Teknik dan peralatan kuantitatif pembuatan keputusan dikenal dengan nama teknik management science dan operations research.
KEBAIKAN DAN KELEMAHAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KELOMPOK
KEBAIKAN
KELEMAHAN
1.      Dalam pengembangan tujuan,kelompok memberikan jumlah pengetahuan yang lebih besar
Implementasi suatu keputusan , apakah dibuat oleh kelompok atau tidak,harus diselesaikan oleh para manajer secara individual.
2.      Dalam pengembangan alternative,usaha-usaha individual para anggota kelompok dapat memungkinkan pencarian lebih luas dalam berbagai bidang fungsional organisasi
Berdasarkan pertimbangan nilai dan waktu sebagai salah satu sumber daya organisasi,keputusan kelompok sangat memakan biaya.
3.      Dalam penilaian alternative,kelompok mempunyai kerangka pandangan yang lebih besar
Pembuatan keputusan kelompok adalah tidak efisien bila keputusan harus di buat dengan cepat.
4.      Dalam pemilihan alternative , kelompok lebih dapat menerima risiko disbanding pembuat keputusan individual
Keputusan kelompok , dalam berbagai kasus,dapat merupakan hasil kompromi atau bukan sepenuhnya keputusan kelompok.
5.      Karena berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan , para anggota kelompok secara individual lebih termotivasi untuk melaksanakan keputusan
Bila atasan terlibat,atau bila salah satu anggota mempuyai kepribadian dominan,keputusan yang di buat kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan kelompok.